- Tujuan Percobaan
Menentukan laju reaksi berdasarkan konsentasi larutan.
- Landasan Teori
Suatu reaksi dikatakan setimbang apabila reaksi pembentukan dan reaksi penguraian padareaksi tersebut berlangsung dengan kecepatan yang sama sehingga tidak ada lagi perubahan ”bersih pada sistem tersebut. Ketika laju penguapan sama dengan laju pengembunan sistem dikatakan berada dalam keadaan seimbang. Pada keadaan seimbang ini bukan berarti proses penguapan dan pengembunan itu berhenti sama sekali ; kedua proses yang berlawanan itu tetap berlangsung, hanya saja laju keduanya sama, sehingga secara ”bersih” tidak ada lagi perubahan yang terjadi. Kondisi demikian kerap kali dinamakan sebagai keseimbangan dinamis. Sebagian besar reaksi kimia bersifat reversibel artinya hanya reaktan-reaktan yang bereaksi membentuk produk, tetapi produk pun saling bereaksi untuk memnetuk reaktan kembali. Hal di atas dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut (Bird, 1987):
aA + bB cC + dD
aA + bB cC + dD
A dan B = Reaktan
C dan D = Produk
a, b, c, d = Koofisien rekasi
Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi. Hukum kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada di ruas kiri, masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Takeuchi, 2008).
Kondisi kesetimbangan untuk sembarang sistem yaitu bahwa potensial kimia dari tiap konstituen pada seluruh sistem harus sama. Bila ada beberapa fase dari tiap konstituen, maka potensial kimia setiap konstituen pada setiap fase harus mempunyai nilai yang sama. Misalnya bila temperatur dan tekanan sembarang larutan air berada dalam kesetimbangan dengan uap air dan es padat, maka (Dogra, 1990 : 446) :
(es)m = H2O(l)m = H2O(uap)m
Fasa adalah bagian yang serbasama dari suatu system, yang dapat dipisahkan secara mekanik S : serbasama dalam hal komposisi kimia darisifat-sifat fisika. Jadi suatusistem yang mengandung cairan dan uap masing-masing mempunyai bagian daerah yang serbasama. Dalam hal fasa uap kerapatannya serbasama di semua bagian pada uap tersebut. Dalam fase cair kerapatannya serbasama di semua bagian pada cairan tersebut, tetapi nilai kerapatan berbeda dengan di fasa uap. Contoh lainnya air yang berisi pecahan-pecahan es merupakan suatu system yang terdiri atas dua fasa yang berwujud padat (es) dan fasa yang berwujud cair (air), (Rahman, 2004 : 57).
- Alat dan Bahan
Alat
a. Gelas ukur 250 mL
b. Gelas ukur 10 mL
c. Nampan
d. Stopwatch
Bahan
a. Hidrogen peroksida (H2O2) 3%
b. Hydrogen peroksida (H2O2) 15%
c. Hidrogen peroksida (H2O2) 30%
d. Deterjen atau sabun cair
e. Larutan Kalium Iodida
- Prosedur Kerja
1. Menuangkan hidrogen peroksida 3% dan detergen kedalam gelas ukur 250 mL sebanyak 20 mL.
2. Menuangkan kalium iodida sebanyak 10 mL ke dalam gelas ukur yang telah berisi hidrogen peroksida 3% dan detergen.
3. Hitung waktu yang digunakan sampai reaksi berhenti.
4. Mengulangi langkah 1 dan dengan mengganti hydrogen peroksida 3% dengan hydrogen peroksida 15% dan 30%.
E. Hasil Pengamatan
Konsentrasi Hidrogen peroksida (H2O2) | Waktu (detik) |
3% | |
15% | |
30% | |
- Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi dalam percobaan!
2. Factor apa saja yang mempengaruhi laju reaksi pada percobaan?
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.
Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta : UI-Press.
Rahman, Ijang. 2004. Kimia Fisik I. Malang : JICA.
Takeuchi, Yoshito. 2008. Kesetimbangan Fasa dan Diagram Fasa. http://www.chem-is-try.org/.
0 komentar:
Post a Comment