Tujuan : Mempelajari daya oksidasi halogen terhadap Fe2+ dan daya reduksi ion halide terhadap Fe3+.
Alat dan Bahan :
Alat dan Bahan | Ukuran/satuan | Jumlah |
Tabung reaksi | - | 8 |
Rak tabung reaksi | - | 1 |
Pipet tetes | - | 9 |
Larutan Klorin | - | 1 ml |
Larutan Bromin | - | 1 ml |
Larutan Iodin | - | 1 ml |
Larutan Besi (II) sulfat | 0,1 M | 2 ml |
Larutan Besi (III) sulfat | 0,1 M | 2 ml |
Larutan Natrium klorida | 0,1 M | 1 ml |
Larutan Natrium bromide | 0,1 M | 1 ml |
Larutan Kalium Iodida | 0,1 M | 1 ml |
Larutan Kalium tiosianat | ||
( KSCN ) | 0,1 M | 2 ml |
Cara Kerja :
1. Membedakan ion Fe2+ dan ion Fe3+.
Ambil dua tabung reaksi, masukkan 10 tetes larutan FeSO4 0,1 M ke dalam tabung pertama dan masukkan 10 tetes larutan Fe2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung kedua. Tambahkan 5 tetes larutan KSCN 0,1 M pada masing-masing tabung, guncangkan tabung, amati, dan catat pengamatan Anda.
2. Daya oksidasi halogen.
Siapkan tiga tabung reaksi bersih dan masukkan ke dalam tabung reaksi berturut-turut 10 tetes larutan Klorin pada tabung pertama, 10 tetes larutan Bromin pada tabung kedua, 10 tetes larutan Iodin pada tabung ketiga, dan amati warna tabung masing-masing larutan. Kemudian tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 10 tetes larutan FeSO4 0,1 M.
3. Apakah pada ketiga tabung di atas terjadi oksidasi ion Fe2+ ujilah dengan larutan
KSCN 0,1 M masing-masing 3 tetes. Catat warna setelah ditambah dengan larutan KSCN
0,1 M. untuk mengetahui banyak sedikitnya ion Fe3+ yang ada dalam tabung dapat dilakukan dengan menambah aquades pada tabung reaksi yang berisi ion Fe3+ hingga penuh.
4. Daya reduksi halida.
Ambil tiga tabung reaksi dan masukkan 10 tetes larutan Fe2(SO4)3 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi, kemudian 10 tetes larutan NaCl 0,1 M ke dalam tabung 1, 10 tetes larutan NaBr 0,1 M ke dalam tabung 2, 10 tetes larutan KI 0,1 M ke dalam tabung 3, bandingkan warna. Cermati dan catat mana yang terjadi reduksi ion Fe3+.
Hasil Pengamatan :
1. Membedakan ion Fe2+ dan ion Fe3+
Larutan Senyawa Besi | Perubahan Warna setelah Penambahan Larutan KSCN |
FeSO4 atau Fe2+ | Pekat |
Fe2(SO4)3 atau Fe3+ | Lebih pekat |
2. Daya pengoksidasi halogen
Larutan Halogen | Perubahan Warna setelah Penambahan | |
Larutan FeSO4 | Larutan Fe2(SO4)3 | |
Cl2 | Bening | Coklat kemerahan |
Br2 | Bening | Coklat oranye |
I2 | Coklat | Coklat pekat |
3. Daya reduksi halide
Warna Larutan Fe2(SO4)3 | Ditambah Larutan | Perubahan yang Terjadi |
Bening | NaCl | Kuning muda |
Bening | NaBr | Kuning oranye |
Bening | KI | oranye |
Dasar Teori :
Halogen berasl dari bahasa Yunani yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsure-unsur tersebut bereaksi dengan logam membentuk garam. Unsureunsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap 1 elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul X2 mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g) → 2 X(g). Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, Klorin berwarna hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata Klorin, Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis). Larutan halogen juga berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau muda, larutan Bromin berwarna coklat merah, dan larutan Iodin berwarna coklat. Dalam pelarut tak beroksigen, seperti Tetraklorida (CCl4) atau Kloroform, Iodin berwarna ungu.
1) Reaksi halogen dengan logam.
X2 + L → I A LX
II A LX2
III A LX3
2) Reaksi halogen dengan hidrogen.
H2 + X2 → 2 HX
3) Reaksi halogen dengan nonlogam dan metalloid tertentu. Reaksi dengan Fosfarus, Arsen, dan Antimon menghasilkan trihalida jika halogennya terbatas, atau pentahalida jika halogennya berlebihan. P4 + 6 Cl2 → 4 PCl3
P4 + 10 Cl2 → 4 PCl5
4) Reaksi halogen dengan air.
X2 + H2O → HX + O2
5) Reaksi halogen dengan basa Klorin, Bromin, dan Iodin mengalami reaksi disproporsional dalam basa.
6) Reaksi antarhalogen.
X2 + n Y2 → 2 XYn
Hasil Pengamatan :
1. Membedakan ion Fe2+ dan ion Fe3+
Larutan Senyawa Besi | Perubahan Warna + Larutan KSCN |
FeSO4 atau Fe2+ | Merah coklat |
Fe2(SO4)3 atau Fe3+ | Merah coklat (lebih tua) |
2. Daya oksidasi halogen
Larutan Halogen | Perubahan Warna setelah Penambahan | |
Larutan FeSO4 | Larutan Fe2(SO4)3 | |
Cl2 | Putih bening | Lebih tua |
Br2 | Kuning jernih | Agak muda |
I2 | Merah betadine | Lebih muda |
3. Daya reduksi halide
Warna Larutan Fe2(SO4)3 | Ditambah Larutan | Perubahan Warna yang Terjadi |
Bening | NaCl | Lebih tua dibanding Cl2 |
Bening | NaBr | Lebih tua dibanding Br2 |
Bening | KI | Lebih muda dibanding I2 |
Kesimpulan :
1. Daya reduksi halogen dari Cl ke I makin bertambah terlihat dari warna larutan yang semakin tua sehingga mendekati larutan Fe2(SO4)3 padahal warna yang diharapkan menuju FeSO4.
2. Daya oksidasi halogen dari Cl ke I makin berkurang terlihat dari warna larutan yang semakin muda sehingga mendekati larutan FeSO4 padahal warna yang diharapkan menuju Fe2(SO4)3
Daftar Pustaka
• Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
0 komentar:
Post a Comment