Home » » Emas (Aurum)

Emas (Aurum)




Written By Unknown on 03/06/2013 | 22:50



Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia dan komoditas yang sangat berharga sepanjang sejarah manusia. Elemen ini memiliki nomor atom 79 dan nama kimia aurum atau Au. Emas termasuk golongan native element, dengan sedikit kandungan perak, tembaga, atau besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-3 skala Mohs. Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific gravity 15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar kandungan perak, makin berwarna keputih-putihan.
 
A.       Kelimpahan
 Di alam, emas umumnya ditemukan dalam bentuk logam bebas yang terdapat di dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk batuan mineral, hal ini disebabkan karena tingginya nilai potensial reduksi emas..Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold -bearing rocks). Kelimpahan relatif emas di dalam kerak bumi diperkirakan sebesar 0,004 g/ton, termasuk sekitar 0,001 g/ton terdapat di dalam perairan laut .
 
B.       Sifat-sifat Emas
·      Sifat Fisika Emas
o   Fase                             : Padat
o   Massa jenis                   : (sekitar suhu kamar)19.3 g/cm³
o   Massa jenis                  : cair pada titik lebur 17.31 g/cm³
o   Titik lebur                     : 1337.33 K (1064.18 °C, 1947.52 °F)
o   Titik didih                   : 3129 K (2856 °C, 5173 °F)
o   Kalor peleburan            : 12.55 kJ/mol
o   Kalor penguapan         : 324 kJ/mol
o   Kapasitas kalor            : (25 °C) 25.418 J/(mol·K)
o   Warna kuning berkilauan tetapi boleh juga berwarna seperti delima atau hitam
o   Emas juga merupakan logam yang paling boleh tempa dan dimulurkan.
·           Sifat Kimia Emas
1.        Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa).
2.        Emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit).
3.        Emas biasanya dialoikan dengan logam yang lain untuk menjadikannya lebih keras.
4.        Emas merupakan elektrik yang baik, dan tidak dipengaruhi oleh udara dan kebanyakan reagen.
5.        Emas tulen mengandungi antara 8% dan 10% perak, tetapi biasanya kandungan tersebut lebih tinggi. Aloi semula jadi dengan kandungan perak yang tinggi dipanggil elektrum. Apabila kuantiti perak bertambah, warnanya menjadi lebih putih dan ketumpatan tentunya berkurangan.
6.        Aloi dengan kuprum menghasilkan logam kemerahan, aloi besi berwarna hijau, dan aloi aluminum berwarna ungu.
7.        Keadaan pengoksidaan emas yang biasa termasuk +1 dan +3.
 
C.       Pembuatan
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu: endapan primer dan endapan plaser.
Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat (vein) dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu endapan atau placer deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native terbentuk karena adanya kegiatan vulkanisma, bergerak berdasarkan adanya thermal atau adanya panas di dalam bumi, tempat tembentukan emas primer, sedangkan sekudernya merupakan hasil transportasi dari endapan primer umum disebut dengan emas endapan flaser, sedangkan asosiasi emas atau emas bersamaan hadir dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan lainnya
               Metode pengolahan emaspun telah bermacam macam, mulai dari amalgamasi hingga bioleaching. Aktivitas penambangan juga mulai menggunakan pemisahan emas dengan pengotor menggunakan metode gravitasi melalui pendulangan (panning) dan gelundung (trommel) dan masih banyak yang lainnya. Pengolahan batuan emas yang saat ini banyak digunakan dalam skala kecil adalah dengan menggunakan mesin tromol (glundung) namun berbagai kekurangan masih banyak terdapat dalam sistem perolehan logam emas tersebut. Karena perolehan logam yang rendah ini disebabkan karena berbagai hal, namun yang paling utama adalah batuan emas yang diproses sebagian besar masih terbungkus / berasosiasi dengan logam-logam lain ataupun mineral sulfida, sehingga tak mampu untuk teramalgasi tanpa adanya bantuan proses kimiawi.
 
D.       Kegunaan
1.        Unsur emas amat berharga, baik sebagai perhiasan maupun sebagai elemen diagnosis kedokteran atau digunakan untuk memberantas sel kanker. Spektrum pemanfaatannya dalam dunia kedokteran amat luas.
Unsur emas memiliki sifat fisika dan kimiawi amat mengagumkan. Karena itu, logam mulia ini bukan hanya menarik perhatian para perajin perhiasan dan pialang di bursa logam berharga tapi juga para peneliti kedokteran modern.
2.        Emas tulen terlalu lembut untuk kegunaan biasa, oleh karena itu logam ini ditambahkan kekerasannya dengan mengaloikannya bersama perak (argentum), tembaga (kuprum) dan logam-logam lain. Emas dan berbagai jenis aloi emas biasanya digunakan dalam pembuatan barang kemas, dan juga sebagai pertukaran perdagangan dalam banyak negara.
3.        Senyawa emas yang paling banyak adalah auric chloride dan chlorauric acid, yang terakhir banyak digunakan dalam bidang fotografi untuk membuat tinta dan bayangan perak.
4.        Emas memiliki 18 isotop; 198Au dengan paruh waktu selama 2.7 hari dan digunakan untuk terapi kanker dan penyakit lainnya.
5.        Disodium aurothiomalatediberikan melalui lewat otot (intramuscularly) sebagai terapi arthritis.
6.        Emas memainkan beberapa peranan penting dalam pembuatan komputer, alat komunikasi, kapal angkasa, engine pesawat jet, kapal terbang, dan hasil pengeluaran yang lain.
7.        Daya tahan terhadap pengoksidasian membolehkan emas digunakan secara leluasa dalam pembuatan lapisan nipis elektroplat pada permukaan penyambung elektrik untuk memastikan penyambungan yang baik.
8.        Seperti perak, emas dapat membentuk amalgamkeras bersama raksa, dan ini kadang kala digunakan sebagai bahan pengisi gigi.
9.        Isotop emas Au-198, (Separuh hayat: 2.7 hari) digunakan dalam rawatan barah dan rawatan lain-lain penyakit.
10.    Emas digunakan sebagai lapisan beberapa satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah yang baik.
E.        Persenyawaan emas
Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik sederhana. Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reaksi :
3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq).
Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal. Namun emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan udara. Emas juga tidak bereaksi dengan asam atau basa apapun. Akan tetapi emas bereaksi dengan  halogendan aqua regia.
·           Reaksi emas dengan halogen
Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk trihalida emas (III) klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3.
2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s)
2Au(s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s)
AuCl3 dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-, suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam “emas cair”, yaitu suatu campuran spesies emas dalam larutan yang akan mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.
Di lain pihak, logam emas bereaksi dengan iodin, I2, untuk membentuk monohalida, emas (I) iodida, AuI.
2Au(s) + I2(g) → 2AuI(s)
·           Emas dapat larut pada aqua regia, yaitu campuran tiga bagian volum asam klorida pekat dan atau bagian volum asam nitrat pekat:
Au(s) + 4HCl (aq) + HNO3(aq) → HAuCl4(aq) + NO (g) + 2H2O(l)
 
 
 
 
Daftar Pustaka
http://pengolahanemas.wordpress.com/
Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik Logam.Yogyakarta:   Universitas Negeri Yogyakarta.
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. rifnotes - All Rights Reserved