A. TUJUAN
Menentukan tingkat reaksi MnO4- dengan H2C2O4
B. DASAR TEORI
Reaksi kimia adalah perubahan pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses perubahan ini dapat berlangsung cepat ataupun lambat. Pembahasan tentang kecapatan reaksi tersebut dikenal dengan kinetika kimia. Dalam menentukannya dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya dengan cara eksperiment, dan pengelolahan data sederhana. Kecepatan reaksi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sifat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu dan katalis ( Sukri S, 1999 ).
Menurut hukum kegiatan massa, kecepatan reaksi pada temperature tetap, berbanding lurus dengan konsentrasi pengikut – pengikut ketiga dan masing – masing berpangkat sebanyak molekul dalam persamaan reaksi. Jumlah molekul pereaksi yang ikut dalam reaksi disebut Molekul Aritas. Jumlah molekul pereaksi yang konsentrasinya menentukan kecepatan reaksi, disebut tingkat reaksi. Molekularitas dan tingkat reaksi tidak selalu sama. Sebab tingkat reaksi tergantung dari mekanisme reaksinya. Di samping itu juga perlu diketahui bahwa molekularitas selalu merupakan bilangan bulat. Sedangkan tingkat reaksi dapat pecahan bahkan nol (Sukardjo, 1989 : 324-325).
Laju reaksi adalah ukuran dari laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau laju terbentuknya hasil reaksi (produk). Ada 2 macam laju reaksi yaitu laju rata- rata yaitu laju reaksi dalam interval waktu tertentu dan laju sesaat yaitu laju pada saat tertentu. Laju reaksi sesaat tidak sama besar dari waktu ke waktu, pada awal reaksi laju ini paling besar dan selama reaksi berlangsung terus berkurang sampai akhirnya mencapai harga nol di akhir reaksi. Ada beberapa cara untuk menentukan laju reaksi yang tidak terlampau cepat. Analisis kimia secara volumetri merupakan cara yang paling sederhana baik dari segi prosedur maupun peralatannya. Persamaan laju reaksi ditentukan dengan 2 cara yaitu cara laju awal dan cara integral. Orde reaksi merupakan bilangan yang menyatakan hubungan konsentrasi dengan laju reaksi. Reaksi yang umum dan sederhana biasanya mempunyai orde pertama, selain itu kita kenal reaksi orde kedua dan ketiga dan beberapa reaksi yang berorde nol bahkan orde pecahan. Peningkatan suhu reaksi dapat meningkatkan fraksi molekul yang mempunyai energi aktivasi sehingga reaksi dipercepat. Untuk mempercepat terjadinya reaksi dapat juga dilakukan dengan meningkatkan konsentrasi pereaksi dan penambahan katalis ( Marhesi,dkk , 2007).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
· Erlenmeyer.
· Buret.
· Botol semprot.
· Pipet tetes.
2. Bahan :
· Larutan 0.1 N KMnO4.
· Larutan 0.7 N H2C4O4.
· Aquades.
D. PROSEDUR KERJA
1. Dimasukkan larutan KMnO4 0,1 N ke dalam buret 1, larutan H2C4O4 0.7 N, dan aquades ke dalam buret 3.
2. Diisi erlermeyer dengan larutan H2C4O4, KMnO4, dan aquades yang ada pada masing–masing buret dengan ketentuan :
a. Erlenmeyer 1 : 10 ml H2CO4, 2 ml KMnO4,12 ml H2O.
b. Erlenmeyer 2 : 20 ml H2CO4, 2 ml KMnO4,2 ml H2O.
c. Erlenmeyer 3 : 10 ml H2CO4, 4 ml KMnO4,10 ml H2O.
3. Dicatat waktunya mulai dari penambahan KMnO4 sampai hilangnya warna ungu dalam erlenmeyer.
4. Diulang percobaan diatas sebanyak 3 kali.
E. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut (persamaan reaksi).
2. Senyawa apa yang berperan sebagai Penentu laju reaksi pada percobaan tersebut? Jelaskan fungsinya.
0 komentar:
Post a Comment