Home » » LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK 3 : KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKTIFAN PENGUAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK 3 : KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKTIFAN PENGUAPAN




Written By Unknown on 05/06/2013 | 07:20

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum : menentukan energi pengaktifan dari suatu penguapan

2. Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 5 Desember 2012

3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia FKIP Universitas Mataram

B. LANDASAN TEORI

Hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produk. Dalam metode laju awal, yang sering kali digunakan bersama-sama dengan metode isolasi, laju di ukur pada awal reaksi untuk beberapa reaktan dengan konsentrasi awal yang berbeda-beda. Hukum laju awal untuk reaksi yang terisoolasi adalah (Atkins, 1996):

V0 = k[A]0

Log V = Log k + log [A]0

Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan. Istilah energi aktifasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arrhenius dan dinyatakan dalam satuan kilojule per mol. Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi aktivasi yang teramat sangat besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung dengan pasokan energi yang lebih rendah(Castellan, 1982).

Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang disuplai dari luar sistem. Energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi. Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energi aktivasi yang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan (Vogel, 1994).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Gelas beker 500 L

- Tutup krus porselin

- Pipet tetes

- Termometer

- Hotplate

Bahan :

- Kloroform

- Air

D. LANGKAH KERJA

1. Diisi gelas beker dengan air sampai penuh

2. Di atas permukaan air, diapungkan sebuah tutup krus porselin

3. Dipanaskan air diatas hotplate saimpai suhu 30oC

4. Dibubuhkan dengan hati-hati 1 tetes kloroform di atas tutup krus porselin dan diukur waktu yang dibutuhkan oleh kloroform sampai menguap habis

5. Dilakukan percobaan ini 3 kali pada suhu yang sama dan diambil nilai rata-rata dari waktu penguapan dan suhu

6. Ditentukan energi pengaktifan dari penguapan kloroform

E. HASIL PENGAMATAN

T(oC)

t(s)

I

II

III

30

44

40

30

35

26

22

23

40

22

19

20

45

23

21

16

50

22

14

17

55

16

16

13

60

15

13

17

F. ANALISIS DATA

1. Mencari t rata-rata pada setiap suhu

Pada suhu 30 oC

t rata-rata = (44+40+30)/3 = 38

Pada suhu 35 oC

t rata-rata = (26+22+23)/3 = 23,6

Pada suhu 40 oC

t rata-rata = (22+19+20)/3 = 20,3

Pada suhu 45 oC

t rata-rata = (23+21+16)/3 = 20

Pada suhu 50 oC

t rata-rata = (22+14+17)/3 = 17,6

Pada suhu 55 oC

t rata-rata = (16+16+13)/3 = 15

Pada suhu 60 oC

t rata-rata = (15+13+17)/3 = 15

2. Tabel perhitungan

T(oC)

t(s)

t rata-rata

T (K)

k (1/t)

1/T

(10-3)

ln k

I

II

III

30

44

40

30

38

303

0,026

3,30

-3,65

35

26

22

23

23,6

308

0,042

3,25

-3,17

40

22

19

20

20,3

313

0,049

3,19

-3,01

45

23

21

16

20

318

0,050

3,14

-2,99

50

22

14

17

17,6

323

0,056

3,09

-2,88

55

16

16

13

15

328

0,066

3,05

-2,72

60

15

13

17

15

333

0,066

3,00

-2,72

3. Grafik hubungan ln k vs 1/T

clip_image002

Slope = -2747

Dari persamaan regresi linier y = mx + c

Dimana, ln k = - Ea/R . 1/T + ln A

Maka, slope = - Ea/R = -2747

Ea = 2747 x R

Ea = 2747 x 8,314

Ea = 22838,55 j/mol

Ea = 22,8 kj/mol

G. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan energi pengaktifan dari suatu penguapan. Energi aktivasi dapat ditentukan dengan mengolah data dari grafik hubungan 1/T dan ln k berdasar persamaan Arrhenius yang didapat dari dasar teori. Maka praktikan dapat melakukan percobaan berulang dengan mengukur ln k reaksi dari temperatur yang bervariasi untuk memperoleh data yang akan diolah dalam persamaan tersebut.

Pada hasil pengamatan diperoleh data bahwa untuk suhu yang tinggi waktu yang diperlukan untuk menguap sedikit ini mengindikasikan bahwa laju penguapan berbanding terbalik dengan waktunya, dan berbanding lurus dengan suhu. Perubahan suhu umumnya mempengaruhi harga tetapan laju k, jika suhu dinaikkan maka harga k akan meningkat dan sebaliknya. Dari harga k tersebut maka akan dapat dihitung energi aktivasi. Melalui proses perhitungan pada analisis data sebagai berikut:

T(oC)

t(s)

t rata-rata

T (K)

k (1/t)

1/T

(10-3)

ln k

I

II

III

30

44

40

30

38

303

0,026

3,30

-3,65

35

26

22

23

23,6

308

0,042

3,25

-3,17

40

22

19

20

20,3

313

0,049

3,19

-3,01

45

23

21

16

20

318

0,050

3,14

-2,99

50

22

14

17

17,6

323

0,056

3,09

-2,88

55

16

16

13

15

328

0,066

3,05

-2,72

60

15

13

17

15

333

0,066

3,00

-2,72

Grafik hubungan ln k vs 1/T :

clip_image003

Slope = -2747

Dari persamaan regresi linier y = mx + c

Dimana, ln k = - Ea/R . 1/T + ln A

Maka, slope = - Ea/R = -2747

Ea = 2747 x R

Ea = 2747 x 8,314

Ea = 22838,55 j/mol

Ea = 22,8 kj/mol

Dari grafik hubungan ln k terhadap 1/T diperoleh Ea = 22,8 kj/mol. Hubungan energi aktivasi dengan laju reaksi adalah berbanding terbalik. Jika energi aktivasi besar maka lajunya lambat.

H. KESIMPULAN

Dari tujuan praktikum, hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Temperatur berpengaruh pada laju reaksi, jika suhu semakin tinggi maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini dibuktikan dengan dihasilkannya harga k yang lebih besar pada suhu yang lebih tinggi.

2. Energi aktivasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Arrhenius.

3. Energi aktivasi (Ea) diperoleh sebesar 22,8 kj/mol

DAFTAR PUSKTAKA

Atkins PW. 1999. Kimia Fisika edisi ke-2. Jakarta : Erlangga.

Castellan GW. 1982. Physichal Chemistry. Third Edition. New York : General Graphic Services.

Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. rifnotes - All Rights Reserved