Home » , » Laporan Praktikum Organik : UJI KELARUTAN

Laporan Praktikum Organik : UJI KELARUTAN




Written By Unknown on 08/06/2013 | 00:18

A. PELAKSANAA PRAKTIKUM

1. Tujuan : a. Mengetahui kelarutan zat organik dalam beberapa pelarut.

b. Menentukan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya.

2. Waktu : Kamis, Oktober 2010.

3. Tempat : Labotaorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas MIPA

Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut zat pelarut. Kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maximum yang terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu. Dalam konteks kualitatif, ada zat-zat yang dapat larut, sedikit larut atau tidak larut. Zat yang dikatakan tidak larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air, jika tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama( Chang, 2004 : 345).

Latinen mengusulkan empat jenis pelarut, pelarut emiprotik mempunyai baik sifat asam maupun basa seperti halnya air. Mereka mengalami otoprotolisis dan derajat sampai dimana reaksi titrasi berlangsung sempurna yang merupakan fungsi dari reaksi ini. Sebagina, seperti etanol dan mettanol memlki sifat asam –basa yang mirip dengan air dan bersama dengan air disebut pelarut netral. Lainnya disebut pelarut asam, seperti asam asetat, asam format, dan asam sulfat adalh asam basa yang jauh lebih llemah daripada air. Pelarut basa seperti amonia cair dan etildiamina mem[unyai yang lebih besar dan keasaman yang jauh ebih kecil daripada keasaman daripada air (Underwood, 2004 : 15-16).

Eter adalah senyawa yang tak berwarna dengan bau enak yang khas. Tiitik didihnya rendah dibandingkan dengan etanol, dengan jumlah atom karbon sama, dan dinyatakan mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon. Eter dengan bobot molekul rendah seperti dietil eter benar-benar larut dalam air. Kelarutan dietil eter dalam air adalah 7 gram per 100 ml air, makin tinggi jumlah atom karbon suatu eter, kelarutannnya dalam air makin rendah(Hart, 2003 : 271).

Asam benzoat dapat didegradasi dengan cara fotokatalik. Degradasi dilakukan dengan cara menyinari larutan asam benzoat dengan sinar UV didalam kolom gas yang di dinding bagian dalamnya dilapisi dengan katalis clip_image002. Dalam percobaan ini aju alir asam bezoat dengan wakti irridasi dibuat bervariasi. Degradasi asam benzoat dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi asam benzoa dan waktu irridasi seblum dan sesudah irridasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa asam benzoat mengalami degradasi 60,70% pada laju air 60 ml/ menit dan waktu irridasi selama tujuh jan( Darwin Yunus N, 2005 : 34).

Naftalen adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalen memilki kemiripan sifat yang memungkinkan zat aditif bensin untuk menigatkan nilai oktan. Sfat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin. Pengunaan naftalen sebagai aditif memang belum terkenalkarena msih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini memang belum diketahui akibat buruk penggunaan aftalen terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia relatf aman digunakan( Djainudin dan Widjoeseno, 2003: 27).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

- Tabung reaksi

- Pipet tetes

- Rak tabung reaksi

- Bulb

- Penjepit tabung

- Pipet volum

2. Bahan

- Aquades

- NaOH 5%

- NaHCO3 5%

- Dietil eter

- HCl 5 %

- H2SO4 pekat

- Kertas lakmus

- Asetaldehid

- Butanol

- Asam benzoat

- Naftalen

- Anilin

D. SKEMA KERJA

Clipboard06

Clipboard07

E. HASIL PENGAMATAN

Clipboard08

Keterangan :

(√) Larut

(×) Tidak Larut

(−) Tidak Dilakukan

Clipboard09

F. ANALISIS DATA

Ø Asetaldehida :

Clipboard10

Ø Butanol :

Butanol tidak dapat bereaksi dengan air, NaOH, HCl, H₂SO₄. Reaksi yang seharusnya adalah :

Clipboard11

Ø Asam Benzoat :

Clipboard01

C. PEMBAHASAN

Campuran zat-zat homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama seluruh bagian volmenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergatung sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur, dan tekanan(Hiskia ahmad, 2001 : 23).

Pada percobaan uji larutan yang bertujuan untuk mengetahui kelarutan zat organik dalam beberapa pelarut dan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya. Ada beberapa zat organik yang akan kkita uji diantaranya asetaldehid, butanol, anilin, asam benzoat, dan naftalen. Semua zat organik tersebut di uji dengan air, dimana air didini bertindak sebagai penentu kepolaran suatu senyawa/ zat organik yang diuji.

Percobaan uji kelarutan ini terdiri dari lima percobaan yang pengujian kelarutan asetaldehid, pengujian kelarutan butanol, pengujian kearutan asam benzoat, pengujian kelarutan anilin, dan terakhir pegujian kelarutan naftalen.

Pada percobaann pertama kita menguji kelarutan asetaldehid, dimana pada pengujian asetaldehid ini ditambahkan dengan air ternyata asetaldehid larut dalam air ini disebabkan oleh interaksi antar molekul yang berikatan dengan kepolaran gugus karbonil mengakibatkan titik didih asetaldehid lebih daripada titik didih hidrokarbon berbobot molekul sebanding. Asetaldehid merupakan senyawa yang mudah menguap dan mempunyai bobot molekul rendah dan larut benar dalam air, sehingga asetaldehid dapat larut dalam air. Oleh karena asetaldehid larut dalam air maka kta akan melanjutkan pengujiannya dengan penambahan eter pada larutan asetaldehid, eter biasanya tidak bereaksi dengan asam encer, karena eter memiliki titik didih lebih rendah dibandingkan dengan titik didih alkohol walaupun jumlah atom karbonnya sama. Karena kelarutan eter didalam campuran lebih tinggi daripada kelarutan asetaldehid, sehingga asetaldehid dapat larut dalam eter. Dari pengujian dengan kertas lakmus merak tidak terjadi perubahan warna dan indikator universalnya dalah Ph 4, dari beberpa pengujian di atas maka asetaldehid digolongkan kedalam golongan S1(Fesseden JR, 2010 : 425).

Butanol tidak dapat larut dalam air karena butanol bersifat tidak suka dengan air, ini dsebabkan karena asam benzoat mengandung gugus -OH dengan sendiri dapat membentuk ikatan idrogen dengan air, karena dengan adanya ikatan hidroogen, maka asam benzoat tidak dapat larut dalam air. Asam benzoat hanya dapat laruut dalam basa seperti NaOH sehingga asam benzoat dimasukan atau diklasifikasikan dalam golongan A2( Fesseden, JR, 2010). Butano merupakan gugus homolog pertama yang tidak larut dalam air (hanya larut sedikit dalam air), karena semakin panjang hidrokarbonnya maka kelarutannya dalam air semakin rendah seperti yang diketahui perbedaan butanol dengan alkohol, alkohol dengan 1 sampai 3 karbon sehingga larut sempurna dalam air sedangkan butanol dengan 4 atom carbon hanya larut sedikit dalam air. Butanol masuk golongan N1 karena dapat larut dalam H2so4 dan H3PO4 karena butanol dapat mudah larut dalam asam.

percobaan selanjutnya adalah tentang pengujian anilin. Anilin tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam asam sulfat, seperti yang kita tahu bahwa anilin tidak dapat larut dalam air dan basa kuat, tetapi anili larut dalam asam kuat. Anilin mempunyai pH < 7 sehingga bersifat asam, yang seharusnya bersifat basa, anilin merupakan contoh dari basa lemah dan basa aromatik sehingga anilin juga termasuk dalam senyawa aromatik. Karena hanya dapat larut dalam asam kuat maka anili termasuk golongan N.

Percobaan terakhir tentang pengujian kelarutan naftalen. Naftalen merupakan senyawa murni pertama yang diperoleh dari fraksi titik didih lebih tinggi dari tar batubara. Naftallen mudah diisolaso karena senyawa ini menyublim dari tar menjadi padatan kristal tidak berwarna yang indah, denag titik leleh 80 oC. naftalen merupak senyawa polisiklik dengan dua cincin benzena yang bergabung. Telah kita ketahui bahwa benzena dan turunannya tidak dapat larut dalam air, hal ini yang menyebabkan naftalen yang merupakan turunan dari benzena tidak dapat lariut dalam air karena bersifat non polar atau tidak dapat larut dalam pelarut.

H. KESIMPULAN

  1. larutan adalah campuran yang homogen dari dua zat atau lebih zat, diman jumlah pelarut lebih banyak daripada zat terlarut.
  2. air merupakan pelarut yang sagat efektif untuk menentukan kepolaran suatu senyawa.
  3. asetaldehid hanya dapat larut dalam air dan eter karena asetaldehid bersifat polar.
  4. butanol, anili, asam benzoat, dan naftalen tidak dapat larut dalam air karean bersifat non-polar.
  5. anili dan butanol hanya dapat larut dalam asam kuat, sedangkan asam benzoat hanya dapat larut dalam asam kuat.
  6. berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa organik didalam air, eter, NaOH, dan H2SO4, maka asetaldehid termasuk golongan S1, butanol termasuk golonga N1, asam benzoat digolongkan dalam golongan A2, dan anilin termasuk dalam golongan N.

 

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar dan konsep Inti Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.

Day, Underwood. 2002. Analisis Kima Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

Hart. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Yunus, Darwin. 2006. Pengaruh Waktu Irridiasi dan Laju Air Terhadap Degradasi Fotokatalistik Larutan Asam Benzoat Dengan Titanium Dioksida (TiO2) Sebagai katalis. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Wijdoseno, Djainuddin. 2005. Pengaruh Penambahan Adiktif Oktan Booster AOB-17 Sampai AOB31 Terhadap Perubahan Angka Oktan dan Sifat Fisika Kimia bensin Premium 88. Jakarta : Universitas Indonesia.

 

(sumbber : syukwan)

Share this article :

1 komentar:

  1. maaf kak, boleh minta daftar pustaka lengkap dari sitasi kakak tentang 'Djainudin dan Widjoeseno, 2003: 27' tidak kak?

    ReplyDelete

Powered by Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. rifnotes - All Rights Reserved