A. Pelaksanaan Praktikum
- Tujuan :
- Memahami beberapa aspek tentang unsur aluminium
- Membuat tawas
- Waktu : Senin, 8 November 2010.
- Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Fakultas MIPA Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Aluminium, Al merupakan anggota golongan IIIA berada di alam dalam aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah dari pada besi. Mineral aluminium yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit Alx(OH)3-2x. walaupun Al adalah logam mulia yang mahal di abad ke-19 harganya jatuh bebas setelah diproduksi dengan jumlah besar elektrolisis alumina, Al2O3 yang telah dilelehkan dalam krolit Na3AlF6 namun karena produksinya memerlukan sejumlah besar energi listrik. Sifat aluminium dikenal dengan baik dan aluminium banyak digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin, panic, dan kusein. Logam aluminium digunakan dengan kemurniannya lebih dari 99% dan logam atau paduannya (missal : duralium) banyak digunakan (Saito, 1996 : 112).
Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit Al2O3.nH2O (n = 1 – 3). Al dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH aqua dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Hasil dehidrasi dilarutkan dalam lelehan kriolit dan lelehannya pada suhu 800–1000oC dielektrolisis mesti sangat elektropositif, Al bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksidanya yang kuat dan liat yang terbentuk pada permukaan aluminium larut dalam asam encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Logamnya dapat bereaksi dengan NaOH panas, halogen dan berbagai non logam (Cotton, 1989 : 288).
Senyawa tawas merupakan senyawa aluminium yang memiliki rumus molekul AlK(SO4)2.12H2O. senyawa ini dapat dijumpai dengan mudah dipasaran, bermanfaat dalam proses penjernihan air dan industri pencelupan dan pewarnaan. Aluminium sulfat juga dapat dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran tipe busa jika dicampurkan dengan soda NaHCO3. Dalam proses penjernihan air, biasanya tawas dicampur dengan air kapur Ca(OH)2 dan persamaan reaksi yang terjadi adalah :
Al3+(aq) + SO42-(aq) + Ca2+(aq) + 3OH-(aq) Al(OH)3 (s) + CaSO4 (s )
Produk reaksi berupa glatin yang mampu menyerap kotoran dan zarah bakteri untuk dibawa mngendap ke dasar tempat air sehingga diperoleh air yang bersih (Sugiarto, 2003 : 44-45).
Kekeruhan air dapat dihilangkan dengan penambahan zat kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan yang seperti tawas (AlK(SO4)2.12H2O), fero sulfat, polialumium klorida (PAC) dan polielektrolil organic dapat digunakan sebagai koagulan ( Alerts, 1984 : 31).
Ssenyawa tawas digunakan untuk menjernihkan air. Aluminium sulfat ini dengan kapur membentuk endapan Al(OH)3. Senyawa ini dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut :
Al2O3 (s) + 3H2SO4 (g) Al2(SO4)3 (aq) + H2O ( l )
Dan bila mengkristal menjadi Al2(SO4)3.18H2O (syukri, 1999 : 631).
C. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
• Gelas kimia 250 mL
• Corong
• Pengaduk
• Cawan penguapan
• Neraca analitik
• Gelas ukur 25 mL
• Pemanas listrik
• Thermometer
2. Bahan-bahan
• Padatan K2SO4
• Padatan Al2(SO4)3.18H2O
• Aquades
• Kertas saring
C. Skema Kerja
D. Hasil Pengamatan
C. Analisis Data
1. Persamaan Reaksi
Al2(SO4)3.18H2O + K2SO4 2AlK(SO4)2.12H2O
2. Perhitungan
Diketahui : berat Al2(SO4)3.18H2O = 16,7 gr berat K2SO4 = 4,35 gr berat Kristal = 19,23 gr
Ditanya : % Al2(SO4)3.18H2O = ……?
G. Pembahasan
Aluminium merupakan unsur logam yang biasanya dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felespar dan mika. Al merupakan logam yang kuat, keras, berwarna putih perak dan sangat elektropositif. Seperti halnya logam-logam yang lain, aluminium juga membentuk senyawa dengan unsur-unsur lain. Kelas yang terpenting dalam garam aluminium adalah alum atau lebih dikenal dengan tawas.
Tawas merupakan senyawa agen koagulan untuk mengkoagulasi logam alkali tanah khususnya logam Ca, dimana Ca akan diendapkan berupa gelatin CaSO4. Tawas (2AlK(SO4)2.12H2O) dapat dibuat di laboratorium dengan mereaksikan Al2(SO4)3.18H2O dengan larutan K2SO4. Larutan Al2(SO4)3.18H2O diperoleh dengan mereaksikan padatannya pada suhu 80oC. pada suhu 80oC kelarutan Al2(SO4)3.18H2O semakin besar. Pada proses pelarutan, suhu harus tetap dijaga konstan agar proses pelarutan semakin cepat dan menghindari pengendapan. Berbeda dengan Al2(SO4)3.18H2O, pelaturan K2SO4 hanya dilakukan pada suhu kamar (tanpa pemanasan). Akan tetapi untuk mempercepat proses pelarutan, larutan dipanaskan perlahan-lahan. Adapun tujuan pelarutan Al2(SO4)3.18H2O dalam kondisi panas (suhu 80oC) adalah untuk menghilangkan hidratnya (H2O) atau agar terbebas dari air, pemanasan maksimal dilakukan pada suhu 80oC (tidak boleh lebih dari 80oC) karena apabila suhu yang diberikan lebih dari 80oC maka akan terjadi hidrolisis dan hasil yang diharapkan tidak akan terbentuk.
Pada pencampuran Al2(SO4)3.18H2O dan K2SO4 sebaiknya dipanaskan secara terus menerus walaupun diprosedur kerja tidak diperintahkan. Hal ini dilakukan agar Kristal diperoleh lebih baik dan lebih banyak. Setelah larutan dicampurkan, lalu larutan tersebut dituangkan dalam cawan penguapan. Larutan tersebut didinginkan pada suhu kamar sehingga terbentuk Kristal. Kristal yang terbentuk dicuci dengan sedikit air dingin dan dikeringkan Kristal dengan kertas saring. Kristal yang diperoleh pada percobaan ini adalah 19,23. Pada pembuatan larutan Al2(SO4)3.18H2O dan K2SO4 masing-masing terjadi hidrolisis dengan persamaan reaksi :
Hasil pengionan tersebut akan saling berinteraksi satu sama lain pada saat dicampurkan dengan persamaan reaksi:
Al2(SO4)3.18H2O + K2SO4 2AlK(SO4)2.12H2O
Adapu alasan mengapa larutan dibuat harus benar-benar jenuh adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal (banyak)
Dari hasil percobaan diperoleh massa tawas adalah sebanyak 19,23 gram. Secara teori seharusnya massa tawas yang diperoleh adalah 23,7 gram. Sehingga diperoleh % rendemen adalah 81,139%. Besarnya % rendemen yang diperoleh menunjukkan bahwa percobaan yang dilakukan cukup berhasil. Adapun % rendemen yang diperoleh tidak 100% dikarenakan oleh adanya pengotor-pengotor pada larutan atau juga karena kurang telitinya praktikan dalam pembuatan larutan.
H. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut di atas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Aluminium adalah unsur yang biasanya dijumpai di kerak bumi dalam bentuk batuan felaspar dan mika.
2. Tawas merupakan senyawa agen koagulan untuk mengkoagulasi logam alkali tanah.
3. Tawas (Al2(SO4)3.18H2O) dapat dibuat dengan mereaksikan Al2(SO4)3.18H2O dan
K2SO4.
4. Pemanasan dilakukan pada larutan Al2(SO4)3.18H2O untuk mempercepat kelarutan.
5. Kristal yang terbentuk dalam percobaan kali ini ditimbang sebanyak 19,23 gram.
6. % rendemen yang diperoleh pada percobaan kali ini adalah 81,139%
7. Larutan dibuat benar-benar jenuh agar dapat diperoleh hasil yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Alerts, G dan Santika, S.S.. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional.
Cotton, F.. 1996. Kimia Anorganik. Jakarta : UI Press.
Saito, Taro. 1996. Kimia Anorganik. Tokyo : iwanami Publisher.
Sugiarto, Kristian. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta. UNY Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB Press.
0 komentar:
Post a Comment