A. Pelaksanaan Praktikum
- Tujuan : Memahami prinsip Pemurnian dan Pengkristalan garam NaCl.
- Waktu : Senin, 8 November 2010.
- Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Fakultas MIPA Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5oC. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut naftal atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air membentuk natrium hidroksida dan hidrogen. Dalam garam-garamnya natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air, merkuri (I) klorida (HgCl2), perak klorida (AgCl), timbal klorida (PbCl2), tembaga (I) klorida (CuCl2), bismuth oksiklorida (BiOCl) dan merkuri (I) oksiklorida (HgOCl2) , tak larut dalam air (Vogel, 1979).
Natrium klorida adalah garam ionik dari logam Na. Senyawa ini banyak terkandung dalam air laut dan batuan garam seperti karnalit (NaCl.MgCl.6H2O) yang merupakan hasil penguapan air laut dalam jangka waktu geologis. Danau garam di Utah dan laut mati di Israel merupakan contoh dari penguapan yang masih berlangsung ( Cotton, 1989 :251).
Walaupun kelarutan ion itu tertentu, dapat juga berkurang bila di dalam larutan memiliki ion sejenis dari senyawa lain yang disebut dengan pengaruh ion sejenis contohnya kelarutan AgCl akan lebih kecil di dalam larutan yang mengandung ion Ag+ atau Cl- dari senyawa lain. Seperti AgNO3 dan NaCl. Hal ini disebabkan oleh adanya ion sejenis yang menggeser kesetimbangan AgCl ke arah reaktan. Sehingga kelarutan akan berkurang. Dengan menggunakan Ksp, dapat dihitung kelarutan senyawa dalam larutan bergantung pada jumlah totalnya, tanpa membedakan asalnya (Syukri, 1999 : 440).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
• Gelas kimia
• Gelas ukur
• Neraca analitik
• Batang pengaduk
• Cawan penguapan
• Pipa T
• Penutup karet
• Erlenmeyer
• Pipet tetes
• statif
2. Bahan
• Garam dapur
• H2SO4
• Aquades
D. Cara Kerja
E. Hasil Pengamatan
Prosedur Kerja | Hasil Pengamatan | ||
1. 2. 3. 4. | Dilarutkan ± 50gr garam dapur sedit demi sedikit sampai larutan jenuh dalam 100 ml air Penaambahan H2SO4 pada garam Pengaliran gas HCl Hasil endapan | 1. 2. 3. 4. | Terbentuk larutan garam januh berwarna keruh Terbentuk gelembung-gelembung pada larutan garam dan bau gasnya menyengat Terbentuk endapan pada dasar tabung (Erlenmeyer) Terbentuk gas HCl yang menyebabkan terbentuknya endapan seperti bubuk-bubuk kotor Berwarna hijau kecoklatan (tidak terbentuk Kristal) |
F. Analisis Data
1. Persamaan Reaksi
Keterangan:
1. Statif
2. Selang
3. Erlenmeyer
4. Garam dapur + H2SO4
5. Larutan NaCl jenuh
E. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini yang bertujuan untuk memagami prinsip pemurnian NaCl dan pengkristalan garam NaCl. Dalam percobaan ini akan dipelajari cara memurnikan NaCl yang berasal dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. NaCl merupakan komponen utama penyusun garam dapur. Komponen lainnya merupakan pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, I-, dan Br-.
Dalam praktikum ini, natrium klorida murni diperoleh dengan cara mengalirkan gas HCl ke dalam larutan jenuh garam dapur. NaCl juga bias didapatkan dari air laut, namun belum murni karena masih adanya garam-garam pengotor yang lain seperti MgCl2, KCl dan sebagainya.
Dalam praktikum ini digunakan gas HCl yang dialirkan pada larutan NaCl jenuh. Dimana gas HCl diperoleh dari hasil reaksi antara asam sulfat pekat dengan NaCl. Digunakan H2SO4 pekat karena H2SO4 merupakan asam kuat yang memiliki daya oksidasi yng baik. Sebelumnya dibuat larutan garam jenuh agar mendapatkan endapan garam yang bersih, baru setelah itu gas HCl tadi dialirkan melalui pipa bengkok yang ujungnya tercelup pada larutan NaCl jenuh.
Setelah diamatai adanya gas HCl ditandai dengan munculnya gelembung pada larutan garam. Setelah didiamkan sehari terlihat endapan putih kecoklatan pada dasar Erlenmeyer larutan garam jenuh, dan setelah disaring ternyata yang didapatkan bukan endapan garam, namun hanya pengotor yang bercampur dengan endapan garam tersebut. Sehingga kita tidak dapat menentukan jumlah endapan garam yang didapatkan. Seharusnya, sesuai dengan konsep kelarutan yaitu kelarutan NaCl dengan adanya ion sejenis dari HCl, maka NaCl dari larutan jenuh akan mengendap, hal ini dikarenakan kesetimbangan pada reaksi akan bergeser pada reaktan (Syukri, 1990). Karena dari nilai KSP setiap senyawa memiliki kelarutan yang berbeda begitu juga antara NaCl dan MgCl2.
Kesalahan dalam praktikum ini dapat disebabkan karena masih banyaknya pengotorpengotor yang ada pada larutan garam. Seharusnya garam NaCl dilarutkan ke dalam air panas sehingga pengotor-pengotor berupa partikel padat bias terlepas dan menjadi koloid dalam larutan sehingga dapat terkumpul lalu disaring. Lalu filtrate direkristalisasi dengan pelarut CaO yang dapat memutihkan garam yang akan dihasilkan nantinya karena dapat mengikat pengotor berupa ion Ca2+. Selanjutnya rekristalisasi dengan Ba(OH)2 yang dapat khusus mengikat pengotor ion Mg2+ atau Al3+ . Lalu yang terakhir dengan penambahan pelarut
(NH4)2CO3 yang dapat mengikat sisa-sisa zat pengotor berupa ion SO42-,I-,Br-, dan lain-lain. Sehingga dapat diasumsikan larutan garam sudah murni tanpa adanya pengotor setelah disaring.
H. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Prinsip pemurnian NaCl adalah memisahkan NaCl dari zat-zat pengotor berdasarkan perbedaan daya larut (KSP) dengan melewatkan ion sejenis seperti HCl.
2. Garam dapur masih mengandung NaCl yang tidak murni (adanya garam pengotor lain).
3. Gas HCl dibuat dengan mereaksikan garam dapur (NaCl) dengan H2SO4 pekat.
4. Adanya gas HCl ditandai dengan adanya gelembung pada larutan jenuh NaCl dan adanya bau yang menyengat.
5. Pemisahan yang dilakukan pada pemurnian NaCl tersebut didasarkan pada kelarutan.
6. Pada praktikum kali ini tidak terbentuk Kristal NaCl murni salah satunya adalah karena adanya pengotor.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. Albert dan Geoffrey Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik. Jakarta : UI Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar II. Bandung : ITB press.
Vogel. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif f Makro dan Semimakro. Jakarta :
Kalman Media Pustaka
(sumber : BAIQ DINDA BELINDA )
0 komentar:
Post a Comment