Home » » Praktikum Kimia Fisik : Penentuan Persamaan Laju reaksi

Praktikum Kimia Fisik : Penentuan Persamaan Laju reaksi




Written By Unknown on 03/06/2013 | 08:01

A. TUJUAN :
1. Menentukan hukum kecepatan reaksi dan persamaan reaksi melalui reaksi iodenasi aseton dalam larutan air yang terkatalis asam.
2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi iodenasi aseton dalam larutan air yang terkatalis asam.
B. LANDASAN TEORI
Kinetika kimia adalah bagian dari kimia fisika yang mempelajari tentang kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi tersebut. Termodinamika kimia mempelajar ihubungan tenaga antara pereaksi dan hasil-hasil reaksi, tidak mempelajari bagaimana reaksi-reaksi tersebut berlangsung dan dengan kecepatan berapa kesetimbangan untuk reaksi kimia ini dicapai.Hal terakhir ini dipelajari dalam kinetika kimia, hingga kinetika kimia merupakan pelengkap bagi termodinamika kimia.Tidak semua reaksi kimia dapat dipelajari secara kinetik. Reaksi-reaksi yang berjalan sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion atau pembakaran dan reaksi-reaksi yang sangat lambat seperti pengkaratan, tidak dapat dipelajari secara kinetik. Diantara kedua jenis ini, banyak reaksi-reaksi yang kecepatannya dapat diukur (Sukardjo, 1989).

Kinetika kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia.Yang lebih mendasar daripada sekedar laju reaksi adalah bagaimana perubahan kimia itu berlangsung.Tak perduli bagaimana sulitnya persamaan keseluruhan, umumnya reaksi berlangsung secara bertahap yang sederhana, dengan tiap tahap biasanya melibatkan hanya satu, dua, atau tiga partikel sebagai pereaksi (Keenan, dkk, 1992).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (Dogradandogra, 1990) :
1 .Keadaan pereaksi dan luas permukaan
Padau mumnya, makin kecil partikel reaksi makin besar permukaan pereaksi yang bersentuhan dalam reaksi, sehingga reaksinya makin cepat.
2.Konsentrasi
Makin besar konsentrasi makin cepat laju meskipun tidak selalu demikian.Reaksi yang berbeda, konsentrasinya dapat mempengaruhi laju reaksi tertentu dengan cara yang berbeda.
3.Suhu
Umumnya apabila suhu dinaikkan laju reaksi bertambah
4.Katalis
Katalis dapat mempengaruhi laju reaksi.Biasanya katalis mempercepat laju reaksi, namun ada katalis yang dapat memperlambat reaksi.
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Satuan yang umum digunakan adalah mol dm-3. Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi. Konstanta laju didefinisikan sebagai laju reaksi bila konsentrasi dari masing-masing jenis adalah satu –satuannya tergantung pada orde reaksi. Setiap reaksi yang merupakan proses atau tahap disebut reaksi dasar. Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematik dimana hasil percobaan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen dan hanya diramalkan jika suatu mekanisme reaksi-reaksi diketahui keseluruhan orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan. Sedangkan harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu(dogra dan dogra, 1990).
Reaksi antara aseton dan iod dalam larutan air :
CH3COCH3 + I2clip_image001 CH3COCH2I
Berjalan lambat tanpa katalis. Dalam suasana asam reaksi ini berlangsung sangat cepat dan hukum laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai :
clip_image003 = k [aseton]a[I2]b[H+]c

Dengan menggunakan aseton dalam asam dalam jumlah berlebih, persamaan diatas dapat diubah menjadi :
clip_image003[1] = k [I2]bdengan k = k [aseton]a [H+]c
Reaksi ini dapat dimonitor dengan cara menentukan konsentrasi I2 sebagai fungsi waktu. Dari data ini ditentukan nilai b, yaitu orde reaksi terhadap iod. Orde reaksi terhadap aseton dan terhadap asam dapat ditentukan dengan cara mengubah konsentrasi awal kedua zat tersebut (Tabba, dkk, 2010)
C. ALAT dan BAHAN
a. Alat
1. Erlenmayer 250 mL
2. Erlenmeyer 100 mL
3. Pipet volume 5 mL
4. Pipet volume 10 mL
5. Pipet volume 20 mL
6. Biuret 50 mL
7. Statif dan Klem
8. Stopwatch
9. Botol penyemprot
10. Labu ukur 250 mL
11. Gelas ukur 250 mL
12. Pipet tetes
13. Gelas kimia 250 mL
b. Bahan
1. Larutan aseton
2. Larutan H2SO4 1 M
3. CH3COONa 10%
4. Natrium tiosulfat Na2S2O3 0,01 M
5. Larutan iodin 0,1 M
6. Indicator amilum 1%
7. Kertas label
8. Aquades
9. Tissu
D. CARA KERJA
1. Masukkan 25 mL aseton, dan 10 mL asam sulfat ke dalam labu ukur dan encerkan hingga 250 mL
2. Pindahkan larutan tersebut ke dalam erlenmeyer 250 ml dan digojok agar larutan homogen.
3. Tambahkan 25 mL larutan iodine kedalam larutan tersebut.
4. Ambil 25 mL larutan tadi kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang sudah berisi 10mL natrium asetat dan 1mL amilum.
5. Titrasi dengan larutan tiosulfat sampai larutan berubah menjadi bening.
6. Hitung volume natrium tiossulfat yang digunakan (penghitungan volume natrium tiosulfat dilakukan setiap 4 menit dari awal titrasi sampai berubah menjadi bening).
E. Tabel Hasil Pengamatan
No V Na2S2O3 Waktu (s)
1.   60 detik
2.   240 detik
3.   480 detik
4.   720 detik

F. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terdapat pada tahapan reaksi !
2. Faktor apa saja yang paling berpengaruh dalam reaksi pada percobaan di atas ?
3. Hitung mmol [I2] yang digunakan selama reaksi berlangsung !
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. rifnotes - All Rights Reserved