LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I : PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum : Untuk mempelajari teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya.

2. Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 11 oktober 2010.

3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia, FKIP,Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk memisahkan suatu zat dari campurannya, yaitu cara destilasi, ekstraksi pelarut, dan resin penukar ion. Destilasi adalah proses perubahan fasa cair menajdi fasa uap atau gas dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun akibat pendinginan. Dasar pentingnya dalam destilasi adalah tekanan uap, yaitu suatu sifat fisika dari zat cair yang bergantung pada suhu. Ekstraksi pelarut yaitu proses pemisahan dengan menggunakan minimal 2 pelarut yang tidak saling bercampur (Suhendra, 2007 : 1-3).

Campuran adalah bahan yang mengandung 2 zat berlainan / lebih yang benrcampur dengan karib. Komponen-komponen yang ada dalam campuran dapat dipisahkan dengan proses fisika, bukan kimia. Misalnya, bila temperatur udara diturunkan, uap air cenderung memisahkan diri dalam bentuk cairan/zat padat, yakni embun/es dan jika udara cair dididihkan dengan hati-hati maka campuran ini dapat dipisahkan karena tiap komponen cenderung mendidih dalam jangka temperatur yang bergantung pada titik didihnya. Metode ini disebut destilasi (Keenan, 1994 : 24).

Destilasi merupakan proses penggabungan pemanasan dan pendinginan uap yang terbentuk sehingga diperoleh kembali yang murni. Bahaya pemanasan cairan dapat dihindarkan dengan memperhatikan sebab pemanasan. Dalam pemanasan, cairan biasanya ditambahkan batu didih untuk mencegah letupan-letupan pada saat pemanasan (Kharani, 1994 : 42).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

a. Sendok

b. Gelas ukur

c. Gelas kimia

d. Pengaduk

e. Tabung reaksi

f. Corong penyaring

g. Alat sentrifuga

h. Cawan petri

i. Oven

j. Hot plate

k. Alat destilasi

2. Bahan :

a. Bubuk kapur

b. Garam dapur

c. Aquades

d. Tembaga sulfat (CuSO₄)

e. Iodium (I₂)

f. Karbon tetraklorida (CCl₄)

g. Etanol (C₂H₅OH)

h. Aluminium foil

i. Kertas saring

 

D. CARA KERJA

1. Bubuk Kapur

a. Dimasukkan 2 sendok bubuk kapur ke dalam gelas kimia yang terisi air 25 ml, lalu diaduk.

b. 5 ml dari campuran tadi dituangkan ke dalam tabung sentrifuga atau tabung reaksi, lalu disentrifuga.

c. Sentrat dipisahkan dari endapannya dengan cara dekantasi.

d. Bagian isi lainnya dalam gelas kimia disaring, lalu filtratnya ditampung.

e. Filtrat dan sentratnya dibandingkan.

f. Dicatat hasil perbandingannya.

2. Garam Dapur

a. Garam dapur dilarutkan dengan air sedikit, lalu disaring.

b. Filtratnya diuapkan (di oven) dalam cawan uap hingga kering.

c. Pindahkan dari oven dan biarkan semua air menguap.

d. Garam sebelum dan sesudah proses dibandingkan.

e. Dicatat hasil perbandingannya.

3. Tembaga Sulfat (CuSO₄)

a. Dilarutkan 3 gr CuSO₄ ke dalam 25 ml air, saring bila diperlukan.

b. Diuapkan hingga volume ± 10 ml dengan hot plate.

c. Angkat dan biarkan dingin tanpa digoyang.

d. Dicatat perubahan yang terjadi.

4. Iodium (I₂) dan Karbon Tetraklorida (CCl₄)

a. Sebutir kecil iodium dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air, kocok dan perhatikan warna larutan.

b. 1 ml CCl₄ diambil dan diperhatikan warnanya, kemudian dimasukkan ke dalam larutan iodium, lalu amati.

c. Dikocok dengan cara dasar tabung tersebut dibenturkan ke telapak tangan.

d. Diamati perubahan warnanya.

e. Dicatat hasil pengamatan.

5. Etanol (C₂H₅OH)

a. Dipasang set alat destilasi biasa seperti pada gambar.

b. Dimasukkan 25 ml air ke dalam labu destilasi.

c. Ditambahkan dengan C₂H₅OH 25 ml.

d. Alat pemanas dinyalakan dengan tingkat panas 3 sambil kran airnya dinyalakan.

e. Pemanasan dihentikan jika air telah menetes ke tabung penampung.

f. Diamati perubahan suhu yang telah terjadi saat adanya tetes pertama keluar.

g. Dicatat hasil pengamatannya.

 

E. HASIL PENGAMATAN

(Terlampir)

F. ANALISIS DATA

Persamaan reaksi :

CaCO_3(s) + H₂O_(aq) -------->  Ca²⁺ + CO₃^2- + H₂O_(l)

NaCl_(s) + H₂O_(aq) --------> Na⁺ + Cl^- + H₂O_(l)

CuSO_4(s) + H₂O_(aq) --------> Cu²⁺ + SO₄^2- + H₂O_(l)

I_(s) + H₂O_(aq) + CCl_4(aq) --------> I_(l) + H₂O_(l) + CCl_4(l)

C₂H₅OH_(aq) + H₂O_(aq) ----/---->

G. PEMBAHASAN

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memisahkan dan memurnikan suatu zat dari campurannya. Suatu zat dari campurannya, diantaranya adalah dengan cara destilasi, sentrifuga dan penyaringan. Dalam penggunaan teknik ini tergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen-komponen yang tergantung di dalamnya.

Pada percobaan pertama, yaitu pemisahan dan pemurnian bubuk kapur dari campurannya yaitu air. Pada saat bubuk kapur dicampur dengan air, hasil campurannya berwarna putih tulang. Ketika 5 ml larutan tersebut disentrifuga, larutannya berubah warna menjadi putih dan terdapat endapan kapur. Lain halnya dengan sisa larutan kapur yang difiltrasi, hasil larutannya menjadi putih keruh. Hal ini deisebabkan sisa-sisa bubuk kapur karena tidak semua tersaring oleh kertas saring tersebut. Sehingga pada proses ini hasil sentrat lebih bening daripada filtratnya.

Adapun pada percobaan kedua, yaitu pemisahan dan pemurnian garam dapur kotor dengan aquades. Saat garam dapur kotor ditetesi sedikit aquades, larutannya berwarna putih tetapi agak sedikit kotor. Ketika larutan ini dipanaskan (di oven), terbentuklah kristal garam-garam yang warnanya lebih putih dari larutan sebelum dipanaskan tadi dan pada saat proses rekristalisasi ini didapatkan wujud garam yang lebih bersih dan lebih kecil ukurannya. Rekristalisasi yakni proses pengkristalan.

Pada percobaan ketiga, yaitu pemisahan dan pemurnian CuSO₄ dari campurannya dengan air. Pada proses ini, ketika CuSO₄ ditambahkan dengan 25 ml air, larutannya berwarna biru, dan setelah dipanaskan pada hot plate dan dibiarkan dingin warnanya pun tidak berubah yakni tetap biru, dan setelah dipanaskan pada hot palte dan dibiarkan dingin warnanya pun tidak berubah yakni tetap biru dan terbentuk butiran-butiran kristal. Untuk menghasilkan warna yang sama dengan hasil akhirnya, dibutuhkan ketepatan perbandingan volume air dengan CuSO₄.

Pada percobaan keempat, yaitu pemisahan dan pemurnian iodium dari air. Ketika dicampur 5 ml air dengan 1 butir iodium, sebelum dikocok tidak mengalami perubahan apapun, tapi setelah dikocok warna berubah menjadi kuning keemasan dari awalnya yang bening, kemudian ditambahkan lagi dengan 1 ml CCl₄ warnanya berubah menjadi ungu dan terdapat endapan iodium sedangkan pada permukaannya terdapat CCl₄ yang warnanya ungu muda. Antara iodium dengan CCl₄ terdapat air yang memisahkan.

Dan pada percobaan terakhir yaitu percobaan untuk memisahkan dan memurnikan etanol dengan air. Pada percobaan ini, digunakan alat destilasi biasa. Pada analisis data didapatkan perbedaan kepekatan etanol awal dan akhir. Hal ini disebabkan karena perbedaan titik didih antara air dan etanol yaitu berturut-turut 100⁰C dan 80⁰C, sehingga etanol bisa lebih cepat menguap dibandingkan dengan air. Pada saat dipanaskan, etanol tersebut menguap sedikit demi sedikit dan uap tersebut mengembun pada tabung pendingin yang kemudian menetes ke gelas reaksi dan menghasilkan etanol murni.

H. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan, dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sentrat lebih bening daripada filtrat.

2. Melalui proses penyaringan dan penguapan, garam dapur kotor dapat menjadi garam dapur bersih kemudian menjadi butir-butir kecil.

3. Pada saat rekristalisasi dibutuhkan perbandingan volume yang tepat antara air dengan CuSO₄.

4. Larutan iodium sebelum dan sesudah dicampurkan dengan CCl₄ memiliki perbedaan warna.

5. Kepekaan etanol setelah didestilasi lebih kecil dibandingkan dengan sebelum destilasi.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, dkk. 1994. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Kharani, Imam. 1994. Keselamatan Kerja Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Suhendra, Dedy, dkk. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Mataram : Universitas Mataram.